BAB
7
Manajemen
Produksi
I. Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya faktor :
- Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya
menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan
dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan
pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
- Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian
tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan
pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di
Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. meluasnya system perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. meluasnya system perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
- Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan
tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
- Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan
memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai
berikut :
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. pelatihan pekerja dengan metode baru
4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. pelatihan pekerja dengan metode baru
4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
II. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain.
Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen.
Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen.
Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Dalam peningkatan produktivitas dijumpai2 permasalahan penting, yaitu:
1. Produktifitas akan meningkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja
2. Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan.
3. Pengertian produksi
III. Pengertian Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai
pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang
sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang
atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja
perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa
anggarannya dan bagaimana pengendalian.
IV. Proses Produksi
IV. Proses Produksi
1. Kelangsungan hidup
a. Produksi terus-menerus
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses ini menghasilkan produk yang standar(massal)
b. Produksi yang terputus-putus
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-menerus.
2. Teknik
a. Proses Ekkstraktif
b. Proses analitis
c. Proses Pengubahan
d. Proses Sintetis
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses ini menghasilkan produk yang standar(massal)
b. Produksi yang terputus-putus
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-menerus.
2. Teknik
a. Proses Ekkstraktif
b. Proses analitis
c. Proses Pengubahan
d. Proses Sintetis
V. Pengambilan Keputusan Dalam
Manajemen Produksi
Secara umum ada 5 jenis kategori pengambilan keputusan
esensial didalam manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
1.
Proses Produksi : Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada
prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang
dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa.
Keputusan yang dimaksud meliputi : Teknologi produksi, Type peralatan, Jenis
proses dan aliran proses produksi, Tata letak fasilitas. Pada umumnya keputusan
– keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak
mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).
2.
Kapasitas : Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini
berkaitan dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang
dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas.
Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem
produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb,
Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin,
rekrutasi tenaga kerja dsb, Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan
dengan pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk
menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah
penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.
3.
Persediaan
(Inventory) : Keputusan yang termasuk dalam
kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang
diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang
setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi,
keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system
persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.
4.
Tenaga Kerja : Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu
dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah
satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua
aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak
proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin
diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja
dan sebagainya.
5.
Kualitas Produksi : Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari
barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk
melakukan kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
VI. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Aspek-aspek Manajemen
A. Perencana produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi
produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan
produksi:
1.
Jenis barang yang diproduksi
2.
Kualitas barang
3.
Jumlah barang
4.
Bahan baku
5.
Pengendalian produksi
B. Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya
seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1.
Menyusun perencanaan
2.
Membuat penjadwalan kerja
3.
Menentukan kepada siapa barang akan
dipasarkan.
C. Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan rencana. Kegiatanya meliputi :
1.
Menetapkan kualitas
2.
Menetapkan standar barang
3.
Pelaksanaan prouksi yang tepat waktu
VII. Fungsi dan Sistem Produksi dan
Operasi
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu
barang untuk memenuhi kebutuhan pada konsumen. Dan orang yang menghasilkan
barang atau jasa untuk dijual dan dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat
melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor – faktor
produksi. Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan
faktor produksi turunan.
1. Faktor Produksi Asli
Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai
berikut :
- Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
- Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan
keahlian.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input)
dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi
produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah
satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun,
output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi
yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga
kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q = jumlah
barang yang dihasilkan (quantity)
F =
symbol persamaan (function)
L =
tenaga kerja (labour)
R = kekayaan
alam (resources)
C = modal
(capital)
T =
teknologi (technology)
Fungsi Operasi
Sistem
Operasi dapat dipandang sebagai sebuah antarmuka antara user(pengguna
) dengan perangkat keras sistem. Sistem operasi akan menyediakan suatu
lingkungan yang nyaman bagi user (pengguna), sehingga user (pengguna)
tidak perlu tau apa sebenarnya yang terjadi pada operasi perangkat keras. Suatu
operasi yang biasa digunakan pada komputer IBM PC adalah MS DOS (Microsoft –
Disc Operating System), sistem operasi lain yang banyak digunakan adalah
Windows, Unix, Linux, dan Mac OS.
Secara
umum, fungsi Sistem Operasi yaitu:
1. Fungsi Sistem Operasi sebagai
Kordinator, yang memberikan fasilitas sehingga
segala aktivitas yang kompleks dapat dikerjakan dalam urutan yang benar.
2. Fungsi Sistem Operasi sebagai Pengawal, yang memegang kendali proses untuk melindungi file dan
memberi batasan pada pembacaan, penulisan, eksekusi data dan program.
3. Fungsi Sistem Operasi sebagai
penjaga gerbang, yang akan mengawasi siapa saja
yang dapat masuk kedalam sistem komputer.
4. Fungsi Sistem Operasi sebagai
pengoptimal, yang akan membuat scedule atas
beberapa masukan pengguna, akses basis data, komputasi, keluaran, dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kinerja sistem.
5. Fungsi Sistem Operasi sebagai
akuntan, yang menjaga pewaktuan CPU tetap
berada pada jalur yang benar, penggunaan memori, operasi I/O, penyimpanan pada
disk dan lain sebagainya.
6. Fungsi Sistem Operasi sebagai
serever, yang memberikan pelayanan yang
diperlukan pengguna, seperti restrukturisasi direktori file.
Sistem Produksi
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian
unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan
suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu
keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh
dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri
manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar
swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa
menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakan dalam industri
manufaktur.
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam
pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang dan komponen elektronik
serta peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan, disamping peralatan
transmissi suara melalui sistem kabel, menara microwave, station, computers dan
operator telepon.
Contoh sistem Produksi dan Operasi
adalah sebagai berikut :
Sistem produksi mempunyai masukan yang dapat berupa, bahan
baku, komponen atau bagian dari produk, barang setengah jadi, formulir-formulir,
para pemesan atau langganan dari para pasien. Keluaran dari sistem produksi
dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi, bahan-bahan kimia, pelayanan
kepada pembeli dan pasien, formulir-formulir yang telah selesai diisi dan
diproses.
Sistem produksi yang sering
dipergunakan dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :
1. Proses produksi yang kontinue
(continuous process) – dimana peralatan produksi yang
digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan atau
routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah
distandardisir.
2. Proses produksi yang
terputus-putus (intermitten process) –
dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang
dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang
dapat bersifat lebih luwes ( flexible ) untuk dapat dipergunakan bagi
menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran.
3. Proses produksi yang bersifat proyek – dimana kegiatan produksi dilakukan pada tempat dan waktu
yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan di
tempat atau lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang
direncanakan.
Setiap sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil,
sehingga dalam perusahaan sebagai suatu organisasi, sistem pengorganisasiannya
terdiri dari beberapa subsistem, yang merupakan subsistem fungsional.
2.1 Fungsi Dan Sistem Produksi Dan
Operasi
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa,, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa,, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi
dan Operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan
keluaran (outputs), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang
dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif,
maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu
mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer
produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan
sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan
mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana yang
disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti
besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu
lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian
mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan
atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan
peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
VIII. Lokasi dan lay out pabrik
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus
dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen, mendapatkan
bahan-bahan mentah yang cukup, mendapatkan tenaga kerja dengan mudah, serta
memungkinkan diadakannya perluasan usaha. Kesalahan dalam pemilihan
lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan tenaga
kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan baku yang
cukup, dan sebagainya.
Perencanaan layout merupakan salah satu
tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu sistem produksi yang efektif dan efisien. Tujuan penyusunan layout pada
dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan
jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya
produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis layout terdiri
dari process layout, product layout, dan fixed
position layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut.
Adapun perangkat lunak yang diperlukan bagi penyusunan layout adalah: CRAFT,
COFAD, PLANET, CORELAP dan ALDEF.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Lokasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik,
besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi perusahaan,
faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan utama. Faktor
utama, yaitu letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga
kerja dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan faktor bukan utama, seperti
rencana masa depan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan perusahaan,
kemungkinan adanya perluasan kota, terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan,
terdapatnya fasilitas-fasilitas pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk
tanah dan gedung, sikap masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
Penentuan Lokasi Pabrik
Manajemen perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan
pada beberapa macam alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik
terdiri dari pengumpulan data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan
alternatif lokasi yang dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih.
Penentuan metode pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa
ekonomis, dan analisa volume biaya.
Desain Fasilitas
Desain fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik,
karena fasilitas produksi yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja
dengan tenang, sementara aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang
jadi dapat berlangsung dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan
kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan
operasi, luas gudang, penanganan produk, serta semua peralatan produksi). Perencanaan layout perusahaan
selalu diperlukan karena adanya perubahan desain produk, adanya produk baru,
adanya perubahan volume permintaan, dan sebagainya. Klasifikasi
perencanaan layoutterdiri dari, perubahan kecil layout yang
sudah ada, adanya penambahan fasilitas produksi, merubah susunan layout dan
pembangunan pabrik baru.
Penentuan Layout Pabrik
Sebagaimana diketahui bahwa layout yang
dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap
tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik
harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik
dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang, diantaranya,
Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen
produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi
mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan
perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga
Teknik kesimbangan kapasitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar